SENJA ROMANTIS DI ULUWATU
Diposting oleh manjokamana ,
"Lelahku
seakan lepas
Letihku seakan berjatuhan
Tatkala
penghujung hari menghampirimu
Senja
seakan menjadi jodohmu
Memancarkan
kemilau berpadu Puramu
Menegaskan
kau begitu indah
Kagum
ku melihatmu
Buih
buih putih seakan terus berlomba
Bermanuver
menyentuh batu karangmu
Hantaman
ombak begitu liar
Menegaskan
kau begitu kokoh
Takjub
ku rasakan"
Heheeee… itulah sepenggal
puisi yang sekiranya bisa mewakili perasaan saya sewaktu pertama kali
menginjakan kaki di salah satu destinasi pariwisata terbaik di Bali. Uluwatu…,
ya Uluwatu namanya.
Sekilas info tentang uluwatu :
Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatu merupakan pura yang berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung.
Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan batu karang yang
terjal dan tinggi serta menjorok ke laut ini merupakan Pura Sad Kayangan yang
dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin.
Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari
abad ke-11 bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala
aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu
Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri
perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau Ngeluhur di tempat
ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.
Pura Uluwatu terletak pada ketinggian 97 meter dari permukaan
laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi
sebagai penyangga kesucian pura.
Pura Uluwatu mempunyai beberapa pura pesanakan, yaitu pura yang
erat kaitannya dengan pura induk. Pura pesanakan itu yaitu Pura Bajurit, Pura
Pererepan, Pura Kulat, Pura Dalem Selonding dan Pura Dalem Pangleburan.
Masing-masing pura ini mempunyai kaitan erat dengan Pura Uluwatu, terutama pada
hari-hari piodalan-nya. Piodalan di Pura Uluwatu, Pura Bajurit, Pura Pererepan
dan Pura Kulat jatuh pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia setiap 210 hari.
Manifestasi Tuhan yang dipuja di Pura Uluwatu adalah Dewa Rudra.
Pura Uluwatu juga menjadi terkenal karena tepat di bawahnya adalah
pantai Pecatu yang sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga selancar,
bahkan even internasional seringkali diadakan di sini. Ombak pantai ini
terkenal amat cocok untuk dijadikan tempat selancar selain keindahan alam Bali
yang memang amat cantik.
Perjalanan saya :
Tanggal 29 Maret 2014, sayapun tidak menyangka bisa merasakan ke
hangatan dan meilhat keindahan Uluwatu saat itu. Ya…Maklumlah yaaa selain saya
harus mempunyai budget terlebih dahulu, planning perjalanan, sayapun hampir
tidak pernah mendengar tentang tempat ini. Heeheeee…
Berawal dari kedekatan saya dengan seorang wanita yang kebetulan
saat itu sedang di tugaskan di Denpasar, saya di ajak untuk berlibur dan di
janjikan bakal di ajak ke tempat2 wisata di sana.
Bak gayung bersambut saya mengiyakan ajakannya. Tgl 29 maret 2014
Pkl.06:45, saya berangkat dengan
menggunakan salah satu maskapai dari Manado tujuan Denpasar. Tiba di Bandara
Ngurah rai pkl. 10.30, lumayan lama dan capek juga karna harus transit terlebih
dahulu di makasar.
Saya langsung bergegas dan tanpa membuang waktu untuk langsung
mencari taxi menuju jl. Mahendra data dan bertemu dengan seorang wanita yang
kebetulan saat ini menjadi pacar saya… heheee
Singkat cerita, kami menyewa motor dan membuat rencana perjalan
untuk hari itu juga. Kebayang kan, bagimana capeknya, belum juga beristirahat dan
langsung akan melakukan perjalan menggunakan motor. Ohh yaaaa… kalo nanti mau
kesana, tidak perlu khwatir untuk masalah transportasi, selain di setiap hotel
di sediakan tempat penyewaan kendaraan, banyak juga tempat2 penyewaan
kendaraan. Biar murah meriah dan puas pakainya pilihan menggunakan motor adalah
referensinya, cukup Rp. 50,000 untuk motor Matic per 24 jam.
Pkl. 16:00 lebih sekian
menit kami berangkat dan karna kami berdua pada asalnya baru pertama kali
kesana dan belum mengetahui arah jalan, kami menggunakan panduan salah satu
aplikasi Android untuk melihat tujuan dan arah jalan. Saya juga sarankan ke
teman2 untuk mempunyai aplikasi “ Waze ” jika bepergian ke tempat2 baru.
Saking lamanya kami karna terlalu lama di perjalanan, kami tiba di
uluwatu sekitar pkl. 17.00
Sebelum masuk area parkiran, kami harus membayar uang masuk
Rp.2.000 per motor. Dengan banykanya wisatawan yang dating tentu area parkir di
sediakan begitu besar. Kami memarkirkan motor kami dan langsung berjalanan
munuju ke Pura-nya yang terlatak persis di atas Tebing batuan karang. Kami
membeli ticket masuk dengan harga Rp.15.000/orang. Sebelum masuk kami di tawarkan
untuk membeli buah Rambutan seharga Rp.20.000/kantong untuk di berikan kepada
monyet2 yang hidup dan bebas berkeliaran disitu. Inilah salah satu yang mebuat
saya takjub, begitu banyak Monyet2 yang seakan-akan sudah begitu siap untuk
menyambut para wisatawan dan menunjukan kelincahan mereka dalam bergelantungan
di pohon dan kelucuan mereka saat sedang bercanda dengan sesama monyet. Monyet2
ini begitu akrab dengan wisatawan, apalagi jika mereka melihat wisatawan
membawa makanan, di jamin pasti Wisatawan itu akan di ikuti oleh Monyet2 ini. Heheeeeee.
bagi yang tidak biasa sama tingkah monyet2 ini pasti merasa takut,
tapi tenang saja. Mereka tidak akan menyerang atau menggigit, sekian lama
setiap hari mereka sudah terbiasa dengan keberadaan wisatawan.
Lanjut cerita, setelah memberi makan monyet2 kami menuju ke pura
dan tebing di uluwatu.
Wwwaaaaaaaaahhhhhhhh…..waaaaaahhhhhh…..waaaahhhhhh…..
Sungguh Agung karya-Mu Tuhan, Sungguh indah Rancangan-Mu.
Terlalu berdosa diri hamba, jika mengingkari keindahan ciptaan-Mu
ini.
Cakrawala yang sangat indah
Bertaburan warna penuh keromantisan
Hamparan Laut yang begitu luas
Terbantang tanpa batas
Sungguh karya yang luar biasa berada di depan tepat di depan mata
Hilang sudah kelelahan dan kelitihan bandan kami
Kira-kira itulah kata2 yang terucap di hati, saat saya berdiri
tepat di saping tebing yang kurang lebih tingginya 100 meter dari permukan
laut. Saya merasa seperti sedang
menggantikan Jack dalam film titanic yang berdiri di haluan kapal bersama Rose menatap
indahnya cakrawala dan bentangan samudra yang tiada berujung.
Senja Uluwatu yang berpadu
dengan kemilau jingga awan, terbalut kehangatan udara saat itu sungguh membawa
saya ke alam Surga keromantisan Dunia Uluwatu.
Tentu,
keindahan alam ini tidak kami sia-siakan. Bermodal kamera Hp, kami mengabadikan
momen moment saat itu. Kami seakan menjadi pasangan paling romantis saat itu.
Dengan keindahan uluwatu kami melakukan pose2 yang mirip saat sedang mengambil
foto Pre-wedding. Heheeee
Begitu banyak
wisatawan di tempat ini, semakin menegaskan bahwa Uluwatu adalah tempat wisata
yang Wajib di kunjungi di Denpasar. Para wisatawan juga bisa menyaksikan tarian
khas daerah bali di sini, dan tentu untuk bisa melihatnya harus membeli karcis
masuk terlebih dahulu.
Waktu sudah menjukan
Pkl. 18.30 tapi pemandangannya masih saja membuat kami terpukau, kami menunggu
hingga hari benar2 gelap untuk bergegas kembali. Sungguh Senja yang Indah di
Uluwatu.
Seteleh hari
gelap, kami sudahi petualangan kami dan meninggalkan jejak keromantisan di
Uluwatu.
Tulisan
ini Untuk seorang wanita yang penuh dengan kejutan.
#manjokamana (DL)
Co cuit bos
#Manjokamana *69