PUNCAK BUKAN TUJUAN UTAMA BAGI KAMI
Diposting oleh manjokamana ,
Udara
dingin menyambut kami saat memasuki kota kawangkoan pada jumat malam di
penghujung bulan agustus. Suasana udara yang tampak berbeda 180 derajat dengan
udara malam hari di daerah asal kami yang notabene adalah daerah pesisir
pantai. Tapi udara dingin itu tak menyurutkan tekad kita untuk melanjutkan
perjalanan kita malam itu. Sempat singgah ngopi + biapong sebentar di
kawangkoan dan bersilahturahmi dengan beberapa kawan lama (abaikan yang kopi +
biapong karena itu delusional penulis saja).
Sekitaran 1 jam kami menghabiskan waktu di kawangkoan kami lalu melanjutkan perjalanan ke desa pinabetengan yang jaraknya tak jauh dari kawangkoan. Diperlukan sekitar 10-15 menit untuk sampai ke desa pinabetengan jika kita berjalan kaki dari kawangkoan. Tapi pada kesempatan itu kami menggunakan sepeda motor dan tak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di desa tersebut.
Pukul
Sembilan malam kami sampai di sebuah warung yang biasa menjadi tempat singgah bagi
para pendaki. Yah betul malam ini saya dan rekan saya Noris bermaksud ingin
mendaki gunung Soputan via desa Pinabetengan. Sebenarnya untuk mendaki Soputan
terdapat beberapa titik start pendakian ada yang lewat Kab Minahasa Tenggara di
desa Silian, dan ada yang lewat Kab Minahasa di desa Tooure dan desa
Pinabetengan.
Kami
memulai pendakian dari desa pinabetengan pada pukul 10 malam, dengan ritme
perjalanan yang tidak cepat dikarenakan saya baru kembali lagi di aktivitas ini
setelah 2 tahun vakum (padahal krn berat badan sudah naik). Dan pada kesempatan
itu saya berpartner denga Noris teman satu kampung yang usianya jauh lebih muda
dan sudah memiliki jam terbang yang tinggi. Dengan partner yang masih muda
otomatis saya tidak bisa menandingi kemampuan berjalannya. Bukan hanya 5 atau 6
kali selama pendakian saya tertinggal jauh dan banyak berhenti untuk memulihkan
stamina.
Pada
rute ini juga terdapat tiga jalur yang menghubungkan kami ke basecamp gunung
soputan atau biasa disebut pinus 2 yakni jarod (jalan roda) jalan yang
dijadikan rute untuk penduduk yang berkebun di sekitaran kaki gunung soputan. Tapi
jalur ini sangat jauh memutar. Jalur kedua jalur tengah yang kami pilih pada
kesempatan kali ini. Dan jalur terakhir biasa dikenal dengan jalur patah hati
sesuai namanya jalur ini biasa dilewati orang yang baru putus cinta atau patah hati. hehehe.. Oke patah hati yang dimaksud adalah tidak ada bonus jalan landai yang ada hanya tanjakan
terus menerus. Tapi sebenarnya jalur ini yang terdekat. Karena berhubung nafas
saya yang sudah seperti orang yang akan dipanggil Tuhan jadi demi menjaga
keberlangsungan hidup saya (lebay) kami memilih jalur tengah yang lebih
manusiawi tapi tetap ada tanjakan yg lumayan susah dilewati untuk ukuran (badan) saya.hehehe
3
jam berlalu akhirnya dengan sisa sisa tenaga kami sampai di base camp gunung
soputan atau pinus 2. Okey yang sisa tenaganya itu saya sementara Noris tmn
saya ini tidak merasakan capek atau lelah. Konon katanya dia pernah kurang dari
1 jam dari pinabetengan ke basecamp pinus 2.. hahahaha.
Setelah
tenda didirikan dan makanan dimasak kami makan dan langsung beristirahat karena
udara semakin dingin. Keesokan paginya kami bangun disambut dengan pemandangan
basecamp yang sangat indah di hiasi puluhan bahkan ratusan pohon pinus yang
berdiri kokoh. Hari ini rencananya kami akan langsung melanjutkan perjalanan ke
puncak gunung anak soputan. Tak lupa sebelum itu kami sarapan agar kuat iya kuat lihat dia bahagia dengan
orang lain (abaikan yang ini). Setelah sarapan kami memulai perjalanan perlu
diketahui untuk kepuncak diperlukan sekitar 2 jam perjalanan.
Sepanjang
perjalanan kami sangat bersyukur kepada Tuhan atas keindahan alam yang Dia
ciptakan. Kami melewati kawah lama gunung soputan, dan tiba di satu tempat yang
biasa di sebut pos pemandangan / panorama gunung soputan. Setelah istirahat dan
foto-foto disitu kami bermaksud melanjutkan perjalanan tapi apa daya partner
saya Noris tiba-tiba staminanya drop dan dia bilang kalo tidak sanggup ke
puncak. Apa daya mau dikata ingin mencapai puncak tapi keselamatan teman jauh
lebih penting dari sekedar puncak. Kamipun memutuskan balik kembali ke
basecamp.
Sesampai
dibasecamp kami memasak makanan sambil packing untuk langsung turun pada hari
itu karena logistic kami hanya sedikit. Untuk turun ke desa Pinabetengan kami membutuhkan
waktu 1,5 jam. Tak lupa untuk setiap trip saya selalu membawa turun sampah
pribadi kami. Pantang bagi kami untuk meninggalkan sampah.
Itulah
sepenggal cerita perjalanan saya di akhir bulan agustus yang meski gagal
mencapai puncak tapi saya mengambil pelajaran penting dari perjalanan ini bahwa
puncak bukan tujuan akhir tujuan tapi kembali kerumah dengan selamat adalah
tujuan di setiap perjalanan. #SalamLestari #Manjokamana (ajs)
Read.... #manjokamana #visitsoputan